Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Proyek Roket Air

Proyek Roket Air Homerie

Ini bukan percobaan baru, tetapi jelas mengasyikkan. Roket air? Roket dari air? Ya! Bagi yang belum tahu, kita bisa membuat roket sederhana bertenaga angin dan molekul Dihydrogen Monoxide atau DHMO. Tenang, jangan terintimidasi dengan istilah DHMO itu. Itu hanyalah nama lain dari molekul H2O, alias air biasa. Hehehe….

Segmen eksperimen semacam ini sebenarnya anak SMP atau SMA. Kiara sendiri masih berusia 5 tahun. Namun bagaimana lagi, daripada dia terus menghabiskan waktunya dengan menonton televisi? Mau tidak mau, kami selaku orang tua harus selalu membuat atraksi yang lebih menarik dari acara-acara televisi. Jelas, ini tidak mudah.

Prinsip Tekanan Udara dalam Roket Air

Bahan utama roket adalah botol air mineral. Bagaimana mungkin? Bagaimana botol semacam itu bisa disulap jadi roket? Bagaimana bisa terbang?

Secara teori, kami menggunakan prinsip tekanan udara. Pernah tahu serbuk minuman atau tablet yang bisa larut air tanpa diaduk? Seperti Redoxon, Extra Joss, atau Adem Sari. Itu, lo, serbuk-serbuk yang berdesis sewaktu terkena air.

Nah, apa yang terjadi kalau kita campur serbuk itu dengan air dalam ruangan tertutup? Udara di dalam sana akan berusaha untuk keluar.

Lakukan percobaan kecil ini. Gunakan wadah yang kecil saja, seperti tabung negative film. Isi dengan serbuk tadi. Beri air. Lalu tutup tabungnya.

Tutup tabung itu akan meletup dan terbang. Mengapa bisa begitu?

Ketika serbuk minuman bertemu air, terjadi reaksi kimia. Tercipta gas. Semakin lama, gas itu diproduksi semakin banyak. Saat wadah tabung ditutup, gas tersebut terus mendesak ingin keluar. Lalu, kalau gasnya cukup banyak, plop! Tutup tabung terbuka, tabungnya sendiri terbang.

Prinsip tekanan udara juga dapat kita lihat dari balon dekorasi. Coba saja ambil balon yang sudah menggelembung. Kemudian, buka sumbatnya. Pasti balon itu segera melesat, terbang.

Roket air juga begitu. Kita isi botol (badan roket) dengan air, lalu kita pompa lewat lubangnya (mulut botol). Air pun terdorong ingin keluar. Sementara, udaranya sendiri ingin naik. Sesederhana itu!

Bagian-bagian Roket Air

Roket air terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
  1. Hidung Roket. Yaitu moncong roket. Fungsinya untuk membuka jalan di udara.
  2. Badan Roket. Yaitu botol air mineral. Fungsinya untuk menampung bahan bakar roket (air).
  3. Sirip. Fungsinya untuk mengendalikan arah terbang roket sekaligus membuatnya tidak oleng.
Untuk lengkapnya, berikut ini bahan-bahan untuk membuat ketiga bagian roket air tersebut:

Bahan dan Alat Pembuatan Roket Air (Homerie.com)

Cara Membuat Roket Air

Tidak perlu kemampuan teknik yang tinggi untuk membuat roket air. Siapapun dijamin bisa membuat roket bertenaga air ini. Bahkan anak-anak sekalipun.

Sebenarnya, tidak ada aturan baku dalam pembuatan roket air. Anda pasti bisa memodifikasinya sendiri ketika sudah merasakan sendiri bagaimana prinsip tekanan udara bekerja. Namun, sebagai awalan, kami memberi panduan sebagai berikut:
  1. Buatlah hidung roket air, lalu tempelkan dengan badan roket. Gunakan lakban atau isolasi untuk menempelkannya, karena lem mungkin akan lebih ribet.
  2. Buatlah 3-4 sirip roket air dari karton. Lalu tempelkan ke badan roket. Lagi-lagi, gunakan lakban untuk melakukan itu. Atur penempatan sirip-siripnya agar proporsional. Jika sirip tidak dipasang seimbang, terbang roket akan oleng.
  3. Siapkan slang berukuran sekitar satu meter. Sumpal salah satu ujungnya dengan pentil ban. Bila terasa longgar atau pentil terasa mudah lepas, gunakan lem yang kuat untuk menahan posisinya sekaligus menjadikannya kedap air.
  4. Berikan pengganjal slang, misalnya lakban yang dibebat bertumpuk-tumpuk. Fungsinya untuk menghambat keluarnya air di dalam badan roket ketika posisinya dijungkir. Namun, hambatan ini bukan bersifat permanen.
  5. Isi roket dengan air hingga sepertiga badannya, lalu hubungkan slang dari roket ke pompa.
  6. Roket pun siap diluncurkan. Tiga… dua… satu… pompa!
Bagaimana kalau roket gagal terbang?

Terus terang, kami sendiri mengalami itu. Wajar saja, namanya juga eksperimen.

Mengapa Roket Air Tidak Mau Terbang?

Setidaknya, kami gagal sebanyak enam kali dalam pertunjukan sains sederhana ini. Penyebabnya, bermacam-macam. Tutupnya bocor duluan, terbangnya hanya sejengkal, atau malah diam tidak bereaksi meski sudah dipompa habis-habisan.

Gara-gara itu, Kiara sempat menjuluki ini Roket Laba-laba, karena semburat air yang tercipta saat gagal terbang mirip delapan kaki laba-laba, alih-alih seperti komet berekor air.

Kami terus mengevaluasi dan mengira-ngira, “Kali ini, apa yang salah?”

“Kita coba cara lain saja.”

“Ide bagus! Siapa tahu gagal lagi...”

“Hahahaha....”

Dari proses evaluasi itu, terdeteksi beberapa penyebab kegagalan roket air….

Penyebab Roket Air Gagal (Homerie.com)

Berbekal dugaan-dugaan seadanya (kami bukan ahli fisika), kami terus membongkar dan merancang ulang roket air ini. Sampai akhirnya, “Yeeee, berhasil! Berhasiiiiil!” sorak Kiara, mengabaikan bajunya yang basah terkena muntahan “bahan bakar” peluncuran roket.

Ah…. Akhirnya, berhasil juga!

Simak video dari jalannya Percobaan Roket Air itu di sini:


Tertarik dan tertantang membuat roket air versi Anda sendiri? Silakan! Percayalah, ini mengasyikkan! Namun kami, keluarga kecil Homerie, berpesan:
  • Jangan meluncurkan roket di lahan yang sempit. Kita tak pernah tahu di mana jatuhnya roket dan siapa yang tertimpa olehnya.
  • Jangan mengarahkan roket ke orang atau hewan. Kita tak pernah tahu seberapa cepat dan kuat roket air itu meluncur.
  • Jangan menghias roket air hingga mirip roket asli, apalagi mirip rudal atau bom. Kita tidak mau membuat penduduk sekitar geger, bukan?