Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Serunya Outbond di Telogo Sewu

Serunya Outbond di Telogo Sewu

Pasti Ayah-Bunda pernah mendengar istilah ini. Sederhananya, outbond atau mancakrida adalah kegiatan belajar nonformal yang dilakukan sambil berekreasi. Mengikuti outbond sama dengan melatih diri untuk menjadi positif dengan cara yang menyenangkan. Karena kegiatannya biasanya dilaksanakan di alam yang masih asri, seperti pegunungan atau hutan.

Beberapa waktu yang lalu, sekolah Ara mengadakan acara outing (keluar) ke Telogo Sewu Swimming Pool & Outbond. Tepatnya, di Desa Durensewu, Klagen, Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur. Ini pengalaman pertama Ara. Sebelumnya, dia tidak tahu apa dan bagaimana outbond itu.

Sekilas mengenai Outbond

Istilah “outbond” mulai populer di Indonesia pada 2000-an. Outbound berasal dari frasa “out of boundaries” (keluar batas). Inilah metode yang mampu mengubah pola pikir seseorang dari batas-batas yang dia buat sendiri. Yang tadinya tidak mungkin menjadi mungkin. Yang tadinya tidak dapat dilakukan menjadi dapat dilakukan.

Padanan kata outbond dalam bahasa Indonesia adalah "mancakrida". Kata majemuk ini dibentuk dari kata "manca" (asing atau luar) dan "krida" (olah, perbuatan, atau olahraga). Maksudnya, olahraga yang dilakukan di luar.

Di luar bagaimana?

Untuk menjawab itu, kita perlu menengok sejarah outbond. Mari sejenak kembali ke era 1920-an. Saat itu, seorang berkewarganegaraan Jerman, Kurt Hahn, mendirikan sekolah Salem School yang fokusnya membangun karakter anak melalui serangkaian kegiatan fisik nonkompetitif.

Inovasi sekolah itu mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat. Banyak yang tertarik.

Dari sanalah, Kurt Hahn mengajak Lawrence Holta dari Inggris untuk mendirikan kamp Outward Bond. Kegiatan utama kamp itu adalah melatih para pelaut Inggris melalui metode outbound training yang menggunakan pendekatan adventure education dan experiental learning. Selanjutnya, metode ini menjadi demikian terkenal di seluruh dunia dan menjadi apa yang kita kenal sebagai outbond sekarang.

Tujuan outbond modern adalah untuk menambah wawasan, pengalaman, karakter positif, semangat belajar, kreativitas, motivasi, kinerja, kedewasaan, serta tanggung jawab peserta didik.

Menariknya, peserta didik (orang yang ikut pelatihan outbond) bisa dari berbagai macam kalangan dan usia. Mulai dari orang kantoran, mahasiswa, sampai anak sekolah, semua cenderung suka ber-outbond.

Asyiknya Permainan-permainan Outbond

Apa saja jenis-jenis permainan outbond itu? Berikut beberapa di antaranya:
  • Perang-perangan (seperti paint ball)
  • High Rope Games (seperti flying fox)
  • Rafting (arung jeram)
  • Permainan halang rintang (termasuk merayap, meniti jembatan, dan sebagainya)
  • Permainan tradisional (gobak sodor, betengan, dan sebagainya)
  • Permainan ketangkasan (tali-temali, membuat tandu, mendirikan bivak/tenda, dan sebagainya)
  • Permainan komunikasi (menyampaikan informasi dari telinga ke telinga, mengangkat wadah air dengan masing-masing peserta memegang ujung tali, dan sebagainya).
Semua itu ternyata tidak hanya asyik dilakukan oleh orang dewasa. Buktinya, Ara dan teman-teman TK-nya pun begitu menikmati kegiatan outbond sekolah mereka. Bahkan, permainan yang relatif berisiko seperti flying fox pun membuat mereka antusias.

Seperti apa keseruan anak-anak TK itu ber-outbond? Silakan tonton video cuplikannya ini:

Posting Komentar untuk "Serunya Outbond di Telogo Sewu"