Alun-alun Bawah Tanah Surabaya: Bawah Posmodern, Atas Klasik

Daftar Isi
Alun-alun Bawah Tanah Surabaya: Bawah Posmodern, Atas Klasik

Surabaya sudah memiliki banyak taman publik. Jadi, ketika alun-alun di kota-kota lain berwujud taman, justru Alun-alun Surabaya tampil beda dengan wujud semacam mal. Letaknya pun di bawah tanah alias basement. Ide yang unik, bukan? Omong-omong, Ayah-Bunda pernah ke Alun-alun Bawah Tanah Surabaya?

Berlokasi di kompleks Balai Pemuda, Alun-alun Bawah Tanah Surabaya dipenuhi beragam fasilitas modern. Apa saja? Keluarga Kecil Homerie pun menyempatkan diri mengunjunginya.



Isi Alun-alun Bawah Tanah Surabaya

Begitu masuk di rubanah melalui ekskalator, pengunjung disuguhi galeri seni yang memajang terutama lukisan-lukisan berbagai aliran. Bagi pelukis dan penikmat seni, tentu Galeri Alun-alun Surabaya ini menjadi surga baru. Begitu juga bagi kreator konten. Sebab, interior Alun-alun Surabaya sangat Instagrammable.

Alun-alun Bawah Tanah Surabaya dikelilingi dinding kaca. Kita juga melihat skylight dan plafon cermin. Terkesan futuristik. Desain seperti ini membuat ruangan kian terang dan terkesan luas, sehingga pengunjung tidak akan merasa sempit dan sesak.

Apalagi ditambah dengan pendingin udara yang membuat ruangan tetap sejuk. Padahal, terus terang, pertama tahu lokasi alun-alun ini ada di bawah tanah, yang terbayang di benak kami seperti area parkir mal di lantai underground atau bunker bawah tanah. “Pasti pengap dan gerah,” suuzan kami.

Ternyata, faktanya jauh dari itu. Bahkan mungkin berolahraga di sini tetap terasa nyaman. Oh ya, ada juga arena bermain papan luncur alias skateboard, lo!

Pada awal-awal peluncurannya, Pemerintah Kota Surabaya menyelenggarakan pertunjukan musik di sini. Stan-stan ala pameran pun betebaran, termasuk pujasera atau sentra wisata kuliner.

Kesimpulannya, fungsi Alun-alun Bawah Tanah Surabaya benar-benar mirip alun-alun di kota-kota umumnya: pusat kegiatan dan hiburan rakyat. Bahkan ke depannya, akan dibuat juga inkubator industri kreatif dan co-working space di sini.

Meskipun ketika Keluarga Kecil Homerie bertandang ke sini, suasana Alun-alun Bawah Tanah Surabaya masih sepi. Hanya ada beberapa karya seni yang dipajang, khususnya lukisan dan mural dari para pelukis yang tergabung di Ikatan Pelukis Indonesia (IPI). Arena skateboard-nya juga ditutup. Alun-alun bawah tanah saat itu hanya ramai oleh para pengunjung muda dan sibuk berswafoto.

Keluar dari rubanah Alun-alun Surabaya, kita akan kembali menyaksikan area Balai Pemuda yang gedung-gedungnya berarsitektur Eropa klasik. Sebuah pemandangan yang berbeda 180 derajat. Di bawah tanah, gaya interiornya posmodern-futuristik. Sementara di luar, mata kita akan dimanjakan dengan gedung-gedung klasik.

Sungguh pengalaman yang unik!

Sejarah Alun-alun Bawah Tanah Surabaya


Ide membangun Alun-alun Bawah tanah Surabaya sebenarnya pertama kali dicetuskan oleh Tri Rismaharini saat menjabat wali kota Surabaya dahulu.

Ia ingin masyarakat Surabaya memiliki ruang seni yang memadai. Juga pusat kegiatan yang merakyat. Terlebih, Surabaya sejak dahulu belum memiliki alun-alun. Hanya ada beberapa taman ikonik (yang banyak “ditiru” oleh daerah-daerah lain).

Maka, mulai April 2019, dibangunlah alun-alun bawah tanah yang inovatif ini, tepat di bawah Balai Pemuda di Jalan Yos Sudarso. Peresmiaannya pada 10 November 2021. Namun, tempat ini baru dibuka untuk umum pada 19 Desember 2021, mungkin karena terkendala pandemi korona.

  • Alamat: Kompleks Balai Pemuda, Jalan Gubernur Suryo 15, Embong Kaliasin, Kecamatan Genteng, Surabaya, Jawa Timur 60271 (Google Maps)
  • Luas: 3.000 meter persegi
  • Kedalaman: 6 meter
  • Daya Tampung: 2.000 pengunjung
  • Jam Buka: Pukul 09.00-21.00 WIB
  • Harga Tiket: Gratis