KRD Arjonegoro: Komuter Hijau-Putih Yang Sangat Diminati

Daftar Isi
  KRD Arjonegoro: Komuter Hijau-Putih Yang Sangat Diminati

Enam tahun silam, kami berlibur ke Bojonegoro naik kereta api. Kereta api ekonomi bertarif Rp12.000. Formasi tempat duduknya 3-2. Kami duduk sesuai nomor yang tertera di tiket. Namun, sepertinya hal itu tidak berlaku. Banyak penumpang yang duduk di sembarang kursi. Banyak juga yang berdiri.

Beberapa waktu yang lalu, kami pergi ke Lamongan. Kami pikir, kami bakal naik kereta api yang sama. Ternyata tidak. Kereta api yang kami tumpangi bukan lagi kereta ekonomi biasa, melainkan KRD Arjonegoro.

KRD Arjonegoro Menggantikan Komuter Sulam

KRD Arjonegoro Menggantikan Komuter Sulam

Semula, kereta api komuter dengan rute Surabaya Pasarturi-Lamongan ini dikenal dengan nama KA Komuter Sulam. Pada 1 Juni 2023, diikuti dengan pemberlakuan rute perjalanan kereta api yang baru, kereta komuter Sulam dilebur ke Commuter Line Blorasura dan Arjonegoro yang melayani relasi sama.

Kereta api ekonomi lokal rute Sidoarjo-Surabaya Pasarturi-Bojonegoro ini memiliki jarak tempuh sepanjang 133 kilometer, dalam waktu sekitar 3 jam 45 menit.

Rute pada awal peluncurannya adalah Surabaya Pasarturi-Bojonegoro yang kemudian diperpanjang hingga Stasiun Sidoarjo mulai tanggal 1 April 2015. Tidak heran kalau namanya menjadi Arjonegoro, akronim dari Sidoarjo dan Bojonegoro.

KRD Arjonegoro melayani pemberhentian penumpang di semua stasiun di lintas Sidoarjo–Bojonegoro, kecuali Stasiun Surabaya dan Gembong. Tujuannya, melayani penumpang di sekitar stasiun-stasiun kecil di lintas Sidoarjo–Bojonegoro, sehingga mereka dapat menjangkau stasiun-stasiun besar dengan tarif yang murah.

Kelebihan KRD Arjonegoro

Hampir semua kereta api lokal di Jawa Timur dioperasikan oleh KAI Commuter Line (CL), anak Perusahaan Kereta Api Indonesia. Tidak terkecuali KA Arjonegoro. Hal ini bisa dilihat dari desain keretanya yang mirip KRL di Jabodetabek.

Warna hijau-putihnya membuat kereta yang baru dirilis pertengahan 2023 ini tampak segar dan bersih. Lebih rapi dibanding kereta ekonomi biasa. Bisa dipastikan, bagian dalamnya juga nyaman dan tidak kumuh.

Dalamnya juga ber-AC. Sepanas apapun cuaca di luar, di dalam tetap adem walau sedang sesak penumpang.

Apalagi kami, waktu itu, pergi pada hari Sabtu dan pulang hari Minggu. Waktu-waktu yang padat untuk naik kereta api ini, karena banyak orang yang mudik-balik dari merantau. Belum lagi penumpang yang tujuannya murni berwisata.

Kekurangan CL Arjonegoro

Kekurangan CL Arjonegoro

Meski terlihat modern, KRD Arjonegoro sebetulnya memiliki kekurangan, terutama dalam kapasitas penumpang.

Di atas kertas, setiap kereta dalam rangkaian KRD Arjonegoro memiliki kapasitas 400 penumpang, baik yang duduk maupun yang berdiri. Namun kenyataannya, kereta ini sering kelebihan penumpang sehingga membuat kondisinya tidak nyaman.

Ketika kami menumpang kereta ini, banyak penumpang yang terpaksa duduk di lantai karena tidak kebagian kursi. Ada pegangan untuk tangan. Namun, jika harus menempuh jarak yang jauh, umpamanya dari Sidoarjo ke Bojonegoro, membiarkan penumpang berdiri rasanya tidak manusiawi.

Belum lagi kabin yang dipakai sebagian untuk genset. Kapasitas kereta yang kurang, makin berkurang saja. Meski harga tiketnya sangat ramah di kantong, tidak berarti kenyamanan penumpang harus dikorbankan.

Kondisi yang tidak nyaman ini sebenarnya sudah dirasakan begitu kami naik kereta. Mereka yang terbiasa menumpang kereta ini punya strategi untuk mendapatkan tempat duduk, yakni dengan lekas-lekas naik dan rebutan kursi. Siapa cepat, dia dapat.

Hari itu, kami berempat tidak mendapat duduk. Tidak ada masalah bagi kami bertiga. Hanya, Kira si bungsu 8 tahun yang bolak-balik mengeluh. Ia disuruh duduk di lantai tidak mau. Wah, repot!

Untungnya, ada perempuan muda yang merelakan tempat duduknya. Kira pun semringah, duduk sendiri. Sementara, ayahnya, ibunya, dan kakaknya masih berdiri. Hahaha….

KRD Arjonegoro sebetulnya sudah menarik dalam hal penampilan. Juga dengan jadwal keberangkatan dan tiba yang tepat waktu. Namun dalam hal pelayanan penumpang di dalam kereta, sepertinya perlu dibenahi. Terutama pada waktu liburan sekolah dan hari raya.

Mungkin menambah gerbong atau frekuensi keberangkatan adalah solusi.

KRD Arjonegoro

  • Harga Tiket: Rp6.000-Rp12.000
  • Rute: Sidoarjo-Gedangan-Waru-Wonokromo-Surabaya Gubeng-Surabaya Pasarturi-Tandes-Kandangan-Benowo-Cerme-Duduk-Lamongan-Pucuk-Babat-Bowerno-Sumberrejo-Kapas-Bojonegoro (PP)
  • Jam keberangkatan: 08.45-12.35 (Sidoarjo-Bojonegoro), 12.55-16.29 (Bojonegoro-Sidoarjo)