Kereta Api Harina: Surabaya-Bandung lewat Lintas Utara

Daftar Isi
Kereta Api Harina: Surabaya-Bandung lewat Lintas Utara

Sudah tiga kali kami menaiki Kereta Api Harina. Untuk rute Surabaya-Bandung, kami pernah menggunakan Argo Wilis, Turangga, Mutiara Selatan, dan Pasundan. Pernah juga kami naik pesawat. Namun, karena satu-satunya maskapai yang melayani rute itu (AirAsia) menghentikan penerbangan jalur itu lagi, kami hanya memiliki opsi kereta.

Pertama naik KA Harina pada 2018, saat kami balik ke Surabaya. Kami tertarik karena kereta ini lewat utara. Biasanya, jalur Bandung-Surabaya lewat tengah atau selatan. Sayangnya, karena keretanya berangkat malam dari Bandung, ditambah Bunda masih repot menyusui Kira, jadi kami kurang menikmati perjalanan.

Nah, saat mudik kemarin, kami memilih kereta ini lagi. Kali ini, Kereta Harina Eksekutif yang berangkat pagi. Pemandangan pantai utara pun terhampar dari jendela.

Sejarah KA Harina

Sejarah KA Harina

Kereta Api Harina pertama kali beroperasi pada 20 Mei 2003. Statusnya sebagai penerus KA Mahesa dan KA Rajawali.

Semula, KA Mahesa melayani penumpang untuk rute Bandung-Semarang melalui lintas selatan Jawa. Rute yang terlalu panjang dan memutar itu kurang disukai penumpang, sehingga pengoperasian KA Mahesa akhirnya dihentikan.

Sementara itu, KA Rajawali awalnya melayani rute Semarang Tawang-Surabaya Pasar Turi. Kereta ini berhenti beroperasi karena tingkat okupansinya rendah.

PT KAI akhirnya mengoperasikan KA Harina untuk rute Stasiun Bandung-Surabaya Pasar Turi.

Pada 2011, PT KAI sempat menambahkan jadwal perjalanan pagi untuk KA Harina. Sayang, kurang laku juga. Akhirnya, KA Harina hanya beroperasi satu kali sehari, baik untuk keberangkatan dari Surabaya maupun dari Bandung.

Namun, terhitung sejak diberlakukannya Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, KA Harina pagi kembali diberlakukan mulai 1 Februari 2025. Sehingga, kereta ini memiliki dua kali perjalanan dalam satu hari, yakni KA Harina Pagi dan KA Harina Malam.

Rute dan Jam Operasional KA Harina

Rute dan Jam Operasional KA Harina

KA Harina memiliki waktu tempuh yang cukup singkat dari Surabaya Pasar Turi menuju Bandung, yakni 10 jam 30 menit dengan total jarak 731 kilometer. Stasiun-stasiun pemberhentiannya meliputi:

  • Lamongan
  • Babat
  • Bojonegoro
  • Cepu
  • Ngrombo
  • Semarang Tawang
  • Pekalongan
  • Tegal
  • Cirebon
  • Cikampek
  • Purwakarta
  • Sasaksaat
  • Padalarang
  • Cimahi
  • Bandung

Dari Surabaya sampai Cikampek, medan yang dilalui cenderung datar, sehingga lajunya begitu cepat dan sedikit berguncang-guncang. Kalau tetap duduk di kursi Harina yang empuk, guncangan tersebut tidak terlalu terasa. Namun, saat berdiri, apalagi di toilet, dijamin Ayah-Bunda agak sulit menjaga keseimbangan.

Memasuki Purwakarta, laju kereta mulai agak lambat dan terasa berat. Maklumlah, dari Purwakarta sampai Padalarang, kereta berada di dataran tinggi.

Untuk keberangkatan pagi, KA Harina bertolak dari Stasiun Pasar Turi pukul 05.50, sedangkan dari Stasiun Bandung pukul 09.35. Untuk keberangkatan malam, KA Harina bertolak dari Stasiun Pasar Turi pukul 17.45, sedangkan dari Stasiun Bandung pukul 21.35.

Di setiap stasiun yang dilewati, KA Harina berhenti sekitar 3-10 menit. Kecuali di Stasiun Cikampek yang berhentinya bisa sampai 30 menit, karena harus memindahkan lokomotifnya.

Begini, Ayah-Bunda. Karena di Stasiun Cikampek tidak ada jalur rel yang menuju arah timur (harus ke kanan dulu), maka semua kereta api dengan jurusan Semarang atau Surabaya yang berangkat dari Bandung, harus belok dulu ke kiri (arah Jakarta). Dari situ, lokomotifnya berpindah tempat. Dari barat ke timur.

Nah, para penumpang yang sejak berangkat dari Stasiun Bandung merasakan keretanya berjalan maju, setelah Stasiun Cikampek, mereka harus siap merasakan berjalan mundur.

Sebenarnya, ini tidak masalah jika Ayah-Bunda duduk di kereta Eksekutif. Sebab, posisi kursinya dapat kita putar sendiri, sehingga arahnya tetap maju. Sedangkan untuk kereta Ekonomi, kursinya sudah fix, sehingga terpaksa kereta jadi terasa berjalan mundur.

Tarif dan Fasilitas Kereta Api Harina

Tarif dan Fasilitas Kereta Api Harina

Tarif kereta bermaterial baja ini bervariasi, mulai dari Rp340.000 hingga Rp715.000. Untuk kelas Ekonomi Premium, penumpang akan mendapatkan fasilitas seperti toilet terpisah antara laki-laki dan perempuan, AC, colokan listrik, televisi di plafon, dan bagasi. Standar saja.

Untuk KA Harina kelas Eksekutif, seperti yang kami ceritakan tadi, arah kursinya dapat diputar. Bukan hanya itu, sandaran kursinya juga menyimpan meja lipat. Meja ini bisa sewaktu-waktu dikeluarkan untuk alas makan atau sekadar penyangga di depan dada (untuk bekerja dengan laptop, baca buku, atau lainnya).

Dengar-dengar, kalau memilih keberangkatan malam, para penumpang kelas Eksekutif juga akan mendapatkan pinjaman bantal dan selimut juga.

Kursi KA Harina kelas Ekonomi Premium tidak semewah itu. Kursi itu tidak bisa diputar dan tidak ada meja lipatnya. Bentuk lekukan-lekukan kursinya sendiri datar-datar saja, tidak berkesan mewah.

Pun, di kereta Harina Ekonomi Premium, tidak ada pinjaman bantal dan selimut meskipun menggunakan kereta malam.

KA Harina juga punya kereta makan dan pramusajinya sering wira-wiri di dalam kereta, menjajakan berbagai makanan dan minuman yang menggoda selera. Namun, untuk kaum mendang-mending dan sensitif harga (seperti kami, hehehe), sebaiknya bawa makanan dari rumah.

Atau, bisa juga membeli makan di luar saat kereta berhenti di stasiun tertentu. Pilihan ini tentu mengandung risiko, karena Kereta Harina berhenti hanya sekitar tiga menit, kecuali di Stasiun Cikampek. Risiko berikutnya, belum tentu ada menu yang mengenyangkan. Biasanya, di stasiun-stasiun, hanya ada stan CFC, Roti O, dan semacamnya.

Pengalaman Tiga Kali Naik KA Harina

Pengalaman Tiga Kali Naik KA Harina

Pertama naik Harina pada 2018, kami memilih kelas ekonomi. Seperti model kereta api bersubsidi, kursinya tegak, berhadap-hadapan, dan fix. Uniknya, kalau untuk duduk selonjoran (menyamping) atau tiduran, kami lebih suka jenis kursi ini dibanding kursi Eksekutif yang konturnya berlekuk-lekuk.

Pengalaman kedua, yaitu mudik Lebaran tahun 2023. Kali ini, kami memilih KA Harina Ekonomi Premium. Kursinya tidak lagi berhadap-hadapan dan bisa diatur sandarannya, tetapi tetap tidak bisa diputar. Namun, kursi ini jelas lebih nyaman daripada kereta api ekonomi subsidi.

Kemudian, pengalaman mudik Lebaran 2025, di mana kami memilih naik kelas Eksekutif. Kursi itu awalnya dua-dua menghadap depan semua, tetapi bisa kita putar, sehingga menjadi berhadap-hadapan berempat.

Walaupun kursinya mewah, kami sial karena tombolnya rusak. Jadi, kursi itu tidak bisa direbahkan. Sudah kami tekan tombolnya dan rebahkan sandaran kursinya. Namun, begitu tombol dilepas, kursi itu balik lagi jadi tegak. Wah, untungnya itu kereta pagi, jadi kami tidak butuh-butuh banget untuk tidur.

Untungnya lagi, banyak kursi yang kosong. Berangkat dari Stasiun Pasar Turi, hanya kami berempat yang menempati kereta Eksekutif 1. Kami jadi leluasa berpindah-pindah ke kursi-kursi lain. Sungguh kelas Eksekutif yang eksklusif.

Satu lagi yang membuat kesan terasa eksklusif: pemandangannya! Karena berangkat pagi, kami bisa melihat pemandangan pantai. Pernah mendengar atau mengunjungi Stasiun Plabuan, Jawa Tengah? Ini adalah stasiun di pinggir pantai.

Ayah-Bunda bisa merasakan serunya menyusuri pantai sepanjang puluhan kilometer meski pemandangannya diselingi dengan kampung-kampung penduduk. Terkadang, penumpang juga bisa melihat debur ombak yang hampir mengenai kereta api, saking dekatnya rel dengan laut!

Lewat Stasiun Purwakarta pun kita disuguhi pemandangan dataran dan sawah-sawah khas Jawa Barat, dengan lintasan yang berkelok-kelok.

Jangan lupakan Jembatan Cisomang, Jembatan Cikubang, dan Terowongan Sasaksaat. Pemandangan sekitar Jembatan Cisomang dan Cikubang memang kurang indah kalau dilihat dari dalam kereta. Tidak seperti di foto-foto yang memperlihatkan kereta api sedang melintasi kedua jembatan itu.

Namun, sensasi mendebarkannya tetap terasa saat melintasinya. Tahukah Ayah-Bunda, Jembatan Cisomang memiliki ketinggian 100 meter di atas lembah Sungai Cisomang dan panjangnya hampir 250 meter!

Kami juga menembus Terowongan Sasaksaat yang panjangnya hampir satu kilometer. Selama nyaris satu menit, kami tidak dapat melihat pemandangan di luar selain bayangan sendiri di kaca jendela kereta. Namun, jangan khawatir, saat melewati terowongan ini, lampu di dalam kereta dinyalakan, kok.

Dengan waktu tempuh KA Harina yang singkat, cukup banyak pemandangan yang dapat kita saksikan melalui jendela kereta. Lumayan keren!

Kereta Api Harina

  • Kelas: Eksekutif dan Ekonomi Premium
  • Harga Tiket: 340.000-715.000
  • Rute: Surabaya Pasar Turi-Lamongan-Babat-Bojonegoro-Cepu-Ngrombo-Semarang Tawang-Pekalongan-Tegal-Cirebon-Cikampek-Purwakarta-Sasaksaat-Padalarang-Cimahi-Bandung (PP)
  • Jam Operasional: 05.50-16.20 dan 17.45-04.15 (Surabaya Pasar Turi-Bandung), 09.35-20-10 dan 21.35-08.25 (Bandung-Surabaya Pasar Turi)