Taman Pecut Blitar dan Legenda Cemeti Penghalau Lahar

Dua kali kami berkunjung, Taman Pecut di Blitar ini selalu sepi. Jumlah pengunjungnya bisa dihitung dengan jari. Padahal, salah satu ikon Kota Blitar ini menurut kami bersih dan indah. Ada beberapa tempat duduk dan gazebo yang nyaman. Cocok untuk beristirahat di tengah kota, terutama saat pikiran penat.
Sejarah Taman Pecut Blitar

Terletak di jantung Kota Blitar, taman ini diresmikan pada 22 Juni 2017 oleh Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar. Dengan menggunakan nama “pecut”, taman ini diharapkan mampu mengingatkan masyarakat untuk selalu bersemangat membangun Blitar dengan kerja keras.
Sebagai simbolisasi tersebut, di dalam taman ini, Ayah-Bunda dapat melihat patung tangan raksasa yang memegang cambuk alias cemeti. Patung itu menjulang, menonjol, sehingga dari kejauhan pasti sudah tampak.
Konon, pecut yang dipatungkan itu merupakan salah satu pusaka Bupati Blitar ketiga, Kanjeng Pangeran Sosrohadinegoro (1915-1918).
Alkisah, ketika lahar Gunung Kelud dari arah utara mengalir menuju pendopo, pecut Samandima (cambuk pusaka) itu dilecutkan. Suaranya menggelegar dan menyibak aliran lahar menjadi dua, sehingga Kota Blitar selamat dari terjangan lahar.
Fasilitas Taman Pecut Kota Blitar

Tahukah Ayah-Bunda, Taman Pecut baru terasa "hidup" pada malam hari, saat lampu-lampu dinyalakan dan air mancurnya benar-benar mengucur. Air itu seolah menari-nari menghibur kita. Dijamin betah duduk-duduk di depannya sambil mengobrol bersama keluarga.
Namun, jika Ayah-Bunda sempatnya datang ke Taman Pecut pagi, siang atau sore, tidak masalah juga. Kita tetap bisa berfoto-foto cantik kapan saja. Kebersihannya cukup terjaga, walaupun Bunda sempat melihat tikus berkeliaran di taman ini, hehehe.
Pada pagi atau sore hari, taman ini juga enak dimanfaatkan untuk berolahraga, seperti senam atau joging. Banyak anak kecil yang bermain atau bersepeda di taman mungil ini.
Sebagaimana taman-taman kota pada umumnya, Taman Pecut Blitar memiliki fasilitas seperti toilet umum, tempat duduk, tempat sampah, dan tempat parkir mobil dan motor. Tempatnya terbatas, karena pengunjung taman ini memang tidak pernah banyak. Biaya parkir motor kurang-lebih Rp5.000.
Sayangnya, di Taman Pecut Blitar tidak ada taman bacaan atau musala. Kalau Ayah-Bunda mau salat, tinggal berjalan kaki sekitar 200 meter ke Masjid Agung Blitar. Itulah keuntungan taman di tengah kota begini.
Taman Pecut Blitar
- Alamat: Jalan Merdeka, Kelurahan Kepanjen Lor, Kecamatan Kepanjenkidul, Kota Blitar (Google Maps)
- Luas: 2.243,53 m²
- Buka: 24 jam
- HTM: Gratis