Pijat Refleksi juga Baik untuk Anak

Daftar Isi
Pijat Refleksi juga Baik untuk Anak

Beberapa waktu lalu, Kira tampak lemas dan lesu. Bawaannya merengek terus. Mau apa-apa seperti tidak bergairah. Makan apapun tidak berselera, main pun tidak bersemangat. Kata anak muda zaman sekarang, dia malas bergerak alias mager. Padahal, biasanya Kira lincah, aktif, dan cenderung iseng. Sebagai orang tua, tentu saja kami cemas menghadapi keadaan ini.

Ada yang menyarankan Kira untuk dipijat saja. Ya, memang Kira suka dipijat. Waktu pertama kali dipijat di kereta, dia tidak berontak, bahkan menikmati. Maka, kami langsung saja setuju dengan ide ini. Hanya, kali ini, kami menggunakan teknik refleksologi atau pijat refleksi.

Pijat Refleksi Bayi atau Anak

Ilmu refleksologi berkembang di Cina sejak lebih dari 4.000 tahun silam. Metode pemijatannya adalah dengan melakukan penekanan atau penusukan terhadap titik-titik saraf tertentu di telapak kaki dan tangan, baik menggunakan jemari maupun alat bantu.

Bila ada organ tubuh yang bermasalah, kita akan kesakitan saat titik-titik itu ditekan, dijepit, atau digerus.

Namun untuk anak balita, apalagi bayi yang belum dapat berkomunikasi, tentu saja pijat refleksi yang diterapkan harus berhenti sebelum si anak kesakitan. Artinya, pijatan, tekanan, dan gerusan tersebut tidak boleh sampai membuatnya sakit. Kekuatan pijatannya pun perlu disesuaikan agar anak tetap nyaman.

Mungkin, anak tetap akan menangis ketika diterapi refleksologi. Terutama bila belum terbiasa pijat. Namun, menangisnya cenderung karena si pemijat adalah orang asing atau dia mengalami sensasi yang tidak sebagaimana biasa. Bukan menangis karena kesakitan.

Berhubung yang memijat bundanya sendiri, Kira tidak menangis walaupun dalam kondisi tidak fit. Rupanya, dia sudah terbiasa dengan pijat. Toh selain di kereta, dia juga cengengesan saat mencoba Thai Massage.

Manfaat Pijat Refleksi untuk Anak

Ada lebih dari 7.000 ujung saraf di telapak kaki yang tersambung ke seluruh tubuh melalui sistem saraf pusat. Memijat ujung-ujung saraf artinya merangsang tubuh untuk melakukan penyembuhan secara mandiri (self healing).

Bila ada bagian tubuh yang sakit, pijat refleksi akan membuatnya berfungsi normal dan berangsur-angsur membaik. Bila fisik dalam keadaan sehat, tubuh akan lebih bugar dan prima. Efek minimalnya, peredaran darah anak yang dipijat menjadi lancar, rasa penat dan stres pun hilang.

Setelah Bunda memijat kaki Kira, efek positif itu memang tidak langsung terlihat. Namun keesokan harinya, percaya atau tidak, bocah tiga tahun itu kembali lincah dan ceria.

Awalnya, kami berencana memijatnya selama tiga hari berturut-turut. Ternyata, hanya perlu sekali pijat refleksi untuk membuat putri bungsu kami itu tertawa-tawa kembali.

Alhamdulillah!

Jadi, kalau anak balita Ayah-Bunda memiliki masalah yang sama: murung, loyo, tidak mood melakukan apa-apa, dan bawaannya cemberut, tidak ada salahnya menghadiahkan pijat refleksi yang nikmat kepadanya. Siapa tahu, begitu peredaran darahnya lancar, sebagaimana Kira, mood si kecil kembali normal.

Di samping itu, ada manfaat psikisnya juga, lo. Hubungan intim (bounding) antara anak-orang tua akan terjalin. Anak akan menerima pesan "Ayah/Bunda sayang kamu" melalui sentuhan-sentuhan pijat refleksi tersebut.

Nah, bagaimana cara melakukan pijat refleksi kepada anak? Silakan tonton video kami ini: