Aneka Keanehan di My Tower Hotel Surabaya

Daftar Isi
Aneka Keanehan di My Tower Hotel Surabaya

Kami senang sekali bisa staycation kembali. Kali ini, di penginapan yang tidak jauh dari rumah. Namanya, My Tower Hotel Surabaya.

Kedekatan itulah yang membuat kami ingin menjajal menginap di sini. Namun, daya tarik utama hotel ini adalah fasilitas kolam renangnya dan tarif per malamnya yang terjangkau. Happy ending? Sayangnya, tidak.


Merasa Aneh di Lobi My Tower Hotel

Merasa Aneh di Lobi My Tower Hotel

Berlokasi di kawasan pabrik, yakni Rungkut Industri Surabaya, keberadaan My Tower cukup menonjol karena bangunannya yang bertingkat lurus seperti menara (tower). Kami pikir, hotel ini cocok bagi para pebisnis yang kebetulan sedang ada urusan di wilayah Rungkut. Pasti berkelas!

Namun, begitu melewati gerbang hotel, kami merasa ada yang ganjil. Kenapa hotel berbintang tiga ini malah terlihat seperti tidak terawat? Jika biasanya bagian lobi berada di depan hotel dengan pintu yang terbuka otomatis atau minimal ada doorman yang siap menyambut tamu, ini tidak.

Lobi hotel My Tower berada di bagian samping, tepat di sebelah minimarket. Itu pun menjorok cukup ke dalam, karena di bagian depannya adalah entah halaman parkir atau semacam “teras” tempat beberapa orang duduk-duduk. Ini membuat kami sempat bingung mencarinya.

Di lobi tersebut, hanya ada dua meja resepsionis dan beberapa sofa bagi tamu. Tata ruangnya sama sekali tidak estetis dan tampak asal ada. Mungkin saat itu, ruang lobi My Tower Surabaya sedang direnovasi atau diredekorasi.

Ketika kami datang, sudah ada beberapa tamu di sana. Kebanyakan anak muda. Yayah dan Bunda berpikir, sedang ada acara apa di Surabaya saat itu sehingga banyak tamu dari kaum Gen Z begini? Seingat kami, rasanya tidak ada apa-apa.

Aneh sekali, baru kali ini kami masuk hotel dan sebagian besar tamunya anak muda usia SMA atau mahasiswa. Yang lebih aneh lagi, mereka berpasangan: cowok dan cewek.

Penampilan mereka pun sekilas bukan seperti orang (berduit) yang sedang berlibur. Namun satu yang pasti, mereka bukan datang untuk melamar pekerjaan. Sama seperti kami, mereka juga mengantre check-in!

Ini membuat kami sempat berpikir yang tidak-tidak. Namun, Yayah dan Bunda tidak berani membahasnya di depan Ara dan Kira. Kami hanya mengernyit dan saling pandang. Bagaimanapun, semoga faktanya bukan seperti dugaan kami.

Gagal Berenang di My Tower Hotel Surabaya

Gagal Berenang di My Tower Hotel Surabaya

Tujuan utama menginap di hotel ini adalah kolam renangnya. Namun, dengan entengnya sang resepsionis mengatakan bahwa kolam itu sedang dalam perbaikan dan tidak tahu kapan selesainya. Ini yang kami khawatirkan sejak awal, karena di reviu Agoda maupun Traveloka juga banyak yang mengeluhkan hal ini.

Sebenarnya, wajar bila kolam renang di sebuah hotel sedang tidak bisa dipakai. Karena itu, sebelum memesan, kami mencoba menghubungi pihak hotel untuk memastikan fasilitas-fasilitasnya. Sayangnya, dari semua nomor My Tower Hotel Surabaya yang ada, tidak satu pun bisa dihubungi!

Jadi, kami datang untung-untungan saja. Dan inilah akibatnya! Sia-sia kami menjejalkan empat pakaian renang ke dalam tas. Tiga pakaian renang muslimah itu berat, lo! Sebab, meliputi kepala sampai kaki.

Tahu tujuan utama kami gagal tercapai, hati gondok. Tidak bersemangat lagi untuk melanjutkan staycation. Hanya karena sudah membayar, kami memaksakan diri tetap naik lift menuju kamar yang kami sewa: Junior Suite Queen di lantai 18.

Tidak jadi berenang, kami berencana salat Magrib dan Isya di masjid terapung Baiturrozaq SIER Surabaya yang berjarak 1 km. Hitung-hitung bernostalgia masa kecil Ara.

Namun, Yayah baru sadar lupa membawa charger. Ia harus pulang naik Gojek, sekalian mengembalikan pakaian-pakaian renang yang tidak berguna ke raknya di rumah.

Bunda, Ara, dan Kira terpaksa hanya bisa menunggu di kamar. Tidak bisa apa-apa, karena Yayah membawa kartu magnetik yang mengatur seluruh fasilitas kamar dan hotel.

Fasilitas My Tower Hotel Surabaya

Fasilitas My Tower Hotel Surabaya

Secara objektif, fasilitas kamar My Tower cukup memuaskan. AC berfungsi baik. Koneksi internet atau wi-fi cukup bagus. Selain itu, kamarnya lumayan luas, sekitar 32 meter persegi. Jadi, anak-anak bisa berlarian di sini.

Ada balkonnya juga, sehingga kami bisa menikmati pemandangan Surabaya. Dijamin, pemandangan ini bakal makin cantik ketika malam.

Kami memilih kamar model studio. Ranjangnya berukuran queen. Selain rak dapur dan tea/coffe maker, juga ada meja besar, meja kerja, kursi, dan lemari pakaian. Cocok untuk kerja sambil berlibur di sini.

My Tower Hotel tidak menyediakan perlengkapan mandi. Akan tetapi, kamar mandinya cukup bersih. Keran air panasnya berfungsi. Hanya, knopnya rusak, sehingga siapapun yang mandi atau buang air akan waswas karena pintunya tidak bisa dikunci.

Di sini, juga tidak disediakan kudapan. Botol air mineral hanya dua, itu pun berukuran 220 ml yang pasti habis dalam sekali teguk.

Masalahnya, tidak tersedia galon umum untuk pengisian ulang. Jadi tamu yang menginap di lantai atas, bersiap-siap saja untuk puasa, minum air keran yang direbus di tea maker, atau repot naik-turun sekadar untuk membeli air minum di luar.

Maka keluarlah Bunda dan Kira. Sekitar pukul tujuh malam, lorong hotel tampak begitu sepi meskipun samar-samar terdengar suara orang dan anak kecil. Mungkin itu tamu lain.

Kami berjalan menyusuri lorong dan mencari tangga. Namun sepertinya, tidak ada tangga untuk tamu. Ada tangga darurat, tetapi pintunya ditutup. Mungkin supaya tidak disalahgunakan oleh tamu.

Bunda dan Kira terpaksa menggunakan lift. Sekalian mencari kolam renang, siapa tahu penampakannya dapat membuat kami tergoda untuk menginap di sini lagi. Namun, kartu kamar yang juga berfungsi sebagai kartu akses lift hanya bisa membawa ke lobi.

Ternyata, kata resepsionisnya:

  1. Kartu akses lift hanya bisa digunakan untuk dua lantai: lobi dan kamar. 
  2. Kolam renang ada di lantai lima, jadi tidak bisa diakses. 
  3. Hotel tidak menyediakan galon untuk isi ulang.

Lagi-lagi, kami harus menelan kekecewaan.

Serbuan Tomcat di Hari Minggu

Serbuan Tomcat di Hari Minggu

Paket kamar kami tidak termasuk sarapan gratis. Sialnya, di sekitar My Tower Hotel, tidak ada penjual makanan. Solusi perut keroncongan, pertama, beli di minimarket dekat lobi. Kedua, jalan lebih jauh ke daerah pabrik atau kampung di Kutisari.

Berhubung kamar kami ada di lantai yang cukup tinggi, malas juga kalau harus turun dulu. Jadi untuk sarapan, kami memutuskan memakan makanan yang kami bawa dari rumah. Alhamdulillah, masih cukup untuk mengganjal perut.

Kami pun menghabiskan sisa waktu staycation dengan kegiatan masing-masing. Minggu yang santai. Sampai tiba-tiba, Yayah menunjuk seekor semut aneh di cermin meja rias.

Setelah kami amati, astagfirullah, itu bukan semut. Itu tomcat!

Lantaran serangga itu tidak hanya seekor-dua ekor, kami jadi parno. Dari pagi sampai siang, mata kami mengawasi setiap sudut kamar. Setiap menemukan tomcat, Yayah dan Bunda bahu-membahu membunuhnya. Memang, tidak ada cara lain.

Kumbang kecil yang mirip pesawat tempur ini racunnya berbahaya. Pederin, nama racunnya, bisa menyebabkan iritasi, gatal-gatal, sensasi terbakar, dan peradangan kulit yang cukup berat selama hampir 10 hari.

Makanya, kami membunuh mereka dengan melapisi jari kami terlebih dahulu dengan kertas bungkus makanan.

Ini pertama kalinya kami mendapati serangga yang berbahaya di dalam kamar hotel. Padahal, kamar itu tidak lembap, cukup bersih, dan terang. Entah di mana sarang tomcat-tomcat itu. Yang jelas, dalam beberapa jam saja kami sudah menggencet puluhan ekor tomcat.

Wabah ini melengkapi aneka keanehan yang kami alami di penginapan ini.

Hotel My Tower Surabaya

Hotel My Tower Surabaya

Kamar hotel ini memang lega, nyaman, bersih, dan tenang. Enak buat istirahat atau ganti suasana kerja. City view-nya juga lumayan. Namun, My Tower Surabaya bukanlah hotel idaman kami sebagai tamu keluarga. Bila Ayah-Bunda ada pilihan lain, sebaiknya pertimbangkan pilihan lain itu saja dahulu.

  • Akomodasi bintang 3
  • Alamat: Jalan Rungkut Industri Raya 4, Kelurahan Kutisari, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Surabaya, Jawa Timur 60292 (Google Maps)
  • Telepon: +62 31 8439696