Singgah di Masjid Terapung Baiturrozaq SIER Surabaya

Daftar Isi
Singgah di Masjid "Terapung" Baiturrozaq SIER Surabaya

Ketika melewati daerah Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), mata kami terkadang terantuk pada kubah Masjid Baiturrozaq. Dari kejauhan, wujudnya sepintas seperti Masjid Agung Surabaya. Namun yang unik, masjid ini berada di tengah-tengah danau buatan atau kolam.

Minggu lalu, kami menyempatkan diri mengunjungi masjid ini. Karena masih dalam Ramadan, sekalian saja berencana ngabuburit, berbuka puasa, dan salat tarawih di sana.



Keunikan Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya

Dari internet, kami baru tahu namanya Baiturrazaq SIER Surabaya. Beberapa orang menjulukinya masjid terapung, karena memang kesannya seperti kapal yang sedang melarung di atas sebuah danau. Hanya melihat foto-fotonya saja, kami sudah terbayang sejuknya udara di masjid ini.

Dengan keunikan laiknya tempat wisata ini, kami juga sudah membayangkan masjidnya akan ramai sesak. Namun, ternyata tidak. Masjid ini ideal untuk menyepi dan beribadah. Sungguh tenang.

Di halaman parkir, memang terdapat beberapa sepeda motor dan mobil. Namun, secara umum, masjidnya sepi-sepi saja.

Begitu datang dan melihat bentangan danau yang luas, Ara langsung norak, “Waaaah, aku suka, Yah! Aku suka! Cantiknyaaaaaaa….” Kira pun tak kalah antusias. Pemandangan di sini memang menentramkan dan jarang kami saksikan.

Kami pun berkeliling untuk melihat-lihat lebih dekat lingkungan masjid ini.

Rupanya, saat itu, sedang berlangsung acara tausiah di halaman belakang masjid. Pesertanya tidak terlalu banyak, mungkin hanya puluhan. Barangkali para pelajar atau mahasiswa yang sedang mengikuti program pesantren kilat di Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya.

Masjid ini memang sering dipakai untuk mengadakan kajian ilmu atau seminar bisnis islami. Mungkin karena letaknya yang strategis di Surabaya Selatan dan tempatnya yang memiliki pemandangan danau tadi.

Danau yang Merupakan al-Bait ar-Razzaq

Danau Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya

Walaupun suara kendaraan yang berlalu lalang di Jalan Rungkut Industri masih terdengar dan gedung-gedung perkantoran tetap terlihat, berada di Masjid Baiturrozaq membawa kesan seolah terpisah sejenak dari hiruk pikuk kota. Pertama datang, kami sudah melihat beberapa orang asyik memancing di danau buatan itu. Mirip suasana perdesaan.

Danaunya sendiri tampak terawat. Memang, airnya cokelat keruh dan tidak mengalir. Tetapi kondisi airnya terlihat sehat, karena tidak bau dan kami tidak melihat sampah di permukaannya. Kesan “sehat” juga diperkuat oleh makhluk hidup di sekitar danau. Perhatikan permukaan danau itu, setiap menitnya ada saja gelembung-gelembung, pertanda ada ikan yang mengambil oksigen di sana.

Ada ikan di danau Masjid Baiturrozaq? Tentu! Kalau tidak, mengapa ada orang yang memancing di sana? Kami pun beberapa kali melihat burung camar menukik vertikal seolah jatuh ke air, tetapi setelah itu terbang lagi. Artinya, mereka bukan jatuh, melainkan bermanuver untuk menjemput mangsanya: ikan segar!

Barangkali, inilah mengapa dinamakan Baiturrazaq. Maksudnya, “rumah pemberi rezeki”, atau “tempat rezeki dibagi”. Dalam hal ini, ekosistem tempat banyak binatang dan tumbuhan bernaung dalam harmoni.

Sulit dipercaya, ekosistem semacam ini ada dalam kota besar seperti Surabaya. Di kawasan industrinya pula!

Review Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya

Taman di halaman Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya

Indah di luar, indah pula di dalam. Kalau kita hanya melihat penampakan bangunan Masjid Baiturrozaq dari luar, mungkin terlihat biasa-biasa saja. Kubahnya begitu umum, secara keseluruhan pun tidak terlalu istimewa. Namun, cobalah masuk. Desain interior masjid ini berkelas, menurut kami.

Plafonnya tinggi, setinggi dua lantai. Jadi, sirkulasi udara di masjid adem. Sistem pendingin ruangan pun hanya kipas angin, tidak perlu AC. Itu sudah cukup sejuk. Belum lagi, kalau kita perhatikan, lubang ventilasi udaranya ada banyak: di pintu dan di jendela. Dan jangan lupa, masjid ini, dikelilingi oleh hektaran danau!

Jadi, untuk sirkulasi udara dan pencahayaan alami, Masjid Baiturrozaq boleh dibilang didesain sangat efektif. Secara artistik pun terkesan minimalis dan manis.

Termasuk desain eksterior untuk halaman dan taman bunganya, serta interior untuk tempat wudu dan toiletnya.

Nah, untuk toilet, ada catatan khusus. Bunda mendapati toilet Masjid Baiturrozaq agak jorok (untuk ukuran masjid sekeren ini). Ada, maaf, kotoran yang belum disiram di sana, siapapun “pelakunya”. Coba, apa gunanya desain yang sudah keren bila perawatannya kurang?

Catatan minus lainnya berkaitan dengan karpet untuk salat di ruang urama. Mengapa hanya ada di tiga saf terdepan? Memang, baik karpet maupun lantai marmer, sama-sama bersih dan enak untuk dipakai bersujud. Tetapi, kan, satunya empuk dan satunya keras!

Berbuka Puasa di Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya

Ruang utama Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya

Hingga pukul lima sore, jemaah perempuan yang masuk masjid baru Bunda, Ara, dan Kira. Rasanya canggung. Sempat bingung juga, apakah masjid ini mengadakan buka bersama (bukber)? Maka setelah berwudu, menggelar sajadah, dan mukena, kami bertiga keluar lagi untuk menemui Yayah.

Ternyata, Yayah juga bingung, bagaimana sistem bukber di sini? Sepanjang mata memandang, memang ada beberapa nasi bungkus, kurma, dan bungkusan es teh. Tetapi jumlahnya hanya sedikit. Jangan-jangan, itu hanya untuk takmir atau anak-anak yang mengikuti pesantren kilat tadi.

Akhirnya, kami memutuskan, kalau memang tidak ada bukber di sini, kami makan takjil dengan bekal dari rumah dan salat magrib berjemaah dulu. Setelah itu, kami berencana berjalan kaki ke pujasera yang terletak sebelum gerbang masuk tadi. “Kita makan di sana saja,” kata Yayah.

Lalu, kami pun berpisah lagi sesuai pembagian jenis kelamin.

Tidak lama, datanglah dua jemaah perempuan. Syukurlah, ada teman! Bunda memperhatikan, menjelang azan, keduanya mengambil air mineral dari galon di teras masjid. Juga kurma yang tersaji di piring bambu. Bunda dan Ara pun mengikuti langkah itu.

Semakin yakinlah bahwa Masjid Baiturrozaq juga mengadakan buka bersama. Lagi pula, agak aneh bila namanya “baitur razaq” tetapi tidak ada makanan di sini, bukan?

Azan magrib berkumandang. Kami segera berbuka, lalu salat magrib. Saat itu, jemaah perempuan tidak lebih dari 10 orang. Itu sudah termasuk Ara dan Kira. Berbeda jauh dengan jemaah laki-laki yang memenuhi separuh ruang utama masjid.

Buka di Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya ternyata menggunakan sistem swalayan. Kita ambil sendiri piringnya (piring bambu), nasi bungkus, dan minumnya dari dalam kardus.

Di tempat jemaah pria pun demikian. Malah tidak ada nasi bungkus. Menunya rawon. Nasinya ambil sendiri, lalu kecambahnya, sambalnya, terakhir rawonnya. Yayah sial. Mungkin karena kalah cepat dengan sekelompok pemuda peserta pesantren kilat tadi, dia tidak kebagian daging rawon atau sekadar lauk tempe. Yang tersisa hanya labu siam, toge, sambal, dan kuah. Tetapi lumayanlah, tetap kenyang. Tetap alhamdulillah.

Kami menyantap hidangan buka itu di teras masjid, menghadap danau yang sudah hitam karena hari sudah malam. Wah, jarang-jarang kami bersantap dengan suasana seperti ini. Begitu syahdu.

Suasana sepi itu terus berlanjut. Di tempat perempuan, tetap tidak ada takmir yang bertugas, selain satu orang yang datang sebentar dan menanyakan, “Sudah dapat makan?”

Salat Tarawih di Masjid Baituqqozaq SIER Surabaya

Sebagaimana mayoritas masjid saat ini, tarawih di Baiturrozaq berjumlah delapan rakaat, dengan empat kali salam. Lalu dilanjut dengan kultum. Dan ditutup dengan salat witir, dengan sekali salam.

Jemaah perempuan bertamah. Jumlahnya sekarang sekitar 20 orang. Lumayan. Tetapi belum sebanding dengan jumlah jemaah pria.

Kami tidak habis pikir, mengapa Masjid Baiturrozaq sepi jemaah? Atau, mungkin karena ini hari Minggu? Masjid ini, katanya, jadi rujukan buruh atau karyawan kompleks SIER sepulang kerja. Jadi saat pabrik libur, masjidnya pun sepi? Bisa jadi.

Begitulah catatan dari persinggahan Keluarga Kecil Homerie di Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya. Oh ya, kami juga merekam serta merangkum perjalanan dan review mengenai Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya ini untuk Anda. Jika berminat, silakan tekan tombol “play”-nya…


Masjid Baiturrozaq SIER Surabaya

  • Alamat: Jalan Rungkut Industri IV, Rungkut Tengah, Gunung Anyar, Surabaya 60239, Jawa Timur
  • Berdiri: 1999
  • Luas tanah: 400 meter persegi
  • uas bangunan: 350 meter persegi
  • Luas danau: 4 hektare
  • Daya tampung: 200 jemaah