Bagaimana Mencetak Generasi yang Terobsesi Membaca

Daftar Isi
Bagaimana Mencetak Generasi yang Terobsesi Membaca

Saya sering ditanyai, "Mas Pam, bagaimana caranya membuat anak saya rajin membaca?" Atau, "Pam, you are so lucky your children like to read. My children don't like reading and studying." Sebenarnya, bagaimana cara mencetak generasi yang terobsesi membaca?

Sebelum menjawab itu, masih ingatkah Anda, saat anak umur berapa Anda ajari menyikat gigi? Bagaimana cara mengajarinya hingga sekarang mereka dapat sikat gigi dengan teratur, tanpa disuruh?

Nah! Dengan pendekatan yang sama, mengapa Anda tidak mengajari anak untuk rajin membaca dari sekarang?

Kuncinya adalah bagaimana menciptakan kebiasaan ini sejak dini. Kita harus menyiapkan anak-anak ini untuk masa depan yang lebih baik. Semakin dini, semakin baik. Karena kita semua paham, hidup di dunia semakin lama semakin kompleks. Untuk masuk universitas yang bagus semakin sulit, mendapatkan beasiswa pun semakin menantang.

Saya setuju bahwa kita memang harus mengembangkan kepribadian anak, misalnya dari segi empati, kepedulian, kerja sama tim, kepemimpinan, keterbukaan, dan lain sebagainya. Sangat setuju!

Namun, bukan berarti kita biarkan nilai-nilai akademisnya jeblok. Keterampilan interpersonal dan nilai akademis harus berjalan seimbang.

Dalam mengembangkan keterampilan interpersonal, kita harus mendorong anak untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, seperti Pramuka, OSIS, drama, dan lain-lain. Sedangkan untuk meraih prestasi akademis, mau tidak mau, anak harus rajin belajar. Dan belajar itu dilakukan dengan membaca.

Di sinilah pentingnya menumbuhkan kebiasaan membaca sejak kecil. Kalau mereka tidak suka membaca, bagaimana Anda berharap mereka mau belajar? Bahkan di Alquran pun ayat yang pertama kali turun adalah perintah untuk membaca: Iqra'!

Kembali lagi, membiasakan anak membaca itu sama seperti membiasakan dia menggosok gigi. Pada awalnya, susahnya minta ampun. Anak harus selalu disuruh, dikasih tahu manfaatnya, diulang-ulang, bahkan dibentak bila perlu.

Untuk detailnya, ada lima langkah jika Anda ingin anak terobsesi membaca:

(1) Bangun Lingkungan yang Nyaman

Buat suasana rumah menyenangkan untuk membaca. Beli atau pesan rak untuk meletakkan buku-buku agar gampang dilihat dan dijangkau anak. Tebar buku di mana-mana. Jangan takut bakal berantakan. Rumah berantakan karena buku itu bagus sekali. Sebab, itu awal dari kreativitas.

Namun, jangan suruh anak membereskan buku buku yang berantakan. Saya ulangi, jangan! Sebab, anak itu cenderung malas beres-beres. Berikutnya, dia akan malas pula memegang dan bermain dengan buku lagi. Karena dalam benaknya, konsekwensi bermain dengan buku adalah beres-beres. Dia akan memilih menjauh.

Ingat bahwa kerapian dan kreativitas itu sering bertolak belakang. Pernah melihat Albert Einstein menyisir rapi rambutnya? Atau, pernah melihat model dengan sisiran rapi melahirkan ide-ide kreatif?

(2) Belilah Buku, Bukan Mainan

Sudah cukup mainan yang kita belikan untuk anak kita. Pertanyaannya sekarang, seberapa sering kita mengajak anak ke toko buku? Bagaimana mengajari mereka untuk rajin membaca kalau ke toko buku saja cuma setahun dua kali?

Ajak dia ke toko buku dan temani. Biarkan dia memilih buku-buku kesukaannya sendiri. Jangan paksakan pilihan Anda. Lalu, belilah buku-buku pilihannya. Anggaran ini seharusnya menjadi prioritas dalam keluarga Anda.

(3) Membacalah Bersamanya

Memberi teladan masih menjadi salah satu cara yang paling efektif dalam mengajarkan hal apapun. Ingin anak doyan membaca, berarti Anda harus doyan membaca dulu.

Membacalah dengannya. Temani dia. Kalau perlu, baca bergiliran. Satu kalimat dibaca oleh ayah. Satu kalimat dibaca oleh ibu. Dan satu kalimat dibaca oleh buah hati Anda. Ciptakan suasana yang hangat dan akrab lewat kegiatan membaca bersama ini.

(4) Mendongenglah untuknya, Lalu Gantian Dia

Selain melatih kemampuan membaca, latihlah kemampuan komunikasi verbal anak, alias mendongeng (storytelling). Ceritakan sebuah dongeng menarik kepadanya. Setelah dia membaca buku, doronglah mereka membaca bercerita seperti yang telah Anda lakukan.

Sebelum bekerja, katakan kepada anak, "Nanti kalau Papa/Mama pulang, kamu ceritakan satu cerita, ya. Jadi, baca dulu baik-baik bukunya siang ini." Dan benar-benar tagihlah hal itu pada malam harinya.


(5) Beri Penghargaan dan Rayakan

Berikanlah hadiah, pujian, atau minimal tepuk tangan saat dia selesai membaca atau bercerita kepada Anda. Intinya, buatlah dia bersemangat untuk membaca dan membaca lagi.

Tidak sulit, bukan? Silakan dicoba!

- Penulis: Pambudi Sunarsihanto (dengan penyuntingan dan penulisan ulang seperlunya)