Yuk, Berkenalan dengan Aplikasi Google Assistant

Daftar Isi
Yuk, Berkenalan dengan Aplikasi Google Assistant

Google saat ini adalah search engine alias mesin penelusuran nomor satu dunia. Kita bisa mencari tahu apa saja dengan mengetikkannya di kolom pencariannya. Misalnya, penginapan yang nyaman. Nah, dengan Google Assistant atau Asisten Google, kita tidak perlu lagi repot-repot mengetiknya. Bahkan, kita dapat menindaklanjutinya langsung dengan memesan hotel tersebut, membayarnya, hingga mencari rute menuju sana. Semua hanya dengan suara!

Sejak Februari 2017, Google meluncurkan aplikasi yang beroperasi di gawai Android atau iOS ini. Google terus menambahkan berbagai fitur untuk membuat Asisten Google semakin canggih dalam memahami kebutuhan serta pola pikir manusia.

Kini, Google Assistant dapat diaplikasikan di perangkat mana saja: ponsel, tablet, laptop, komputer, mobil, televisi, rumah pintar, dan sebagainya. Namun dalam artikel ini, kita batasi pembahasannya hanya di ponsel dengan Operating System (OS) Android.
Perkenalkan, Asisten Google-mu. Ajukan pertanyaan. Minta Asisten Google untuk melakukan sesuatu. Ini adalah Google milikmu yang selalu siap membantu.
Sesuai namanya, Ayah-Bunda, Google Assistant adalah asisten virtual yang membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan beberapa tugas personal kita.

Teknologi Google mampu mengubah suara menjadi tulisan atau teks. Ia menggunakan speaker active untuk menerima input (pertanyaan atau perintah), kemudian mengolahnya dengan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, lalu mengeluarkan jawaban atau output dalam bentuk suara dan teks.

Layaknya asisten pribadi, Asisten Google mampu membantu, umpamanya, mencarikan penerbangan, reservasi rumah makan, merencanakan agenda, memeriksa jadwal sekolah anak atau kalender, mengatur pengingat atau reminder, menerjemahkan kalimat dari atau ke bahasa asing (cocok buat keluarga yang suka melancong ke luar negeri), mencari informasi, membaca dan mengurasi berita, memutarkan video, membuka aplikasi tertentu, membaca pesan, dan ratusan fungsi lainnya.

Menariknya lagi, Ayah-Bunda dapat menggunakan bahasa Indonesia untuk "mengobrol" dengan Asisten Google. Jadi, tidak harus berbahasa Inggris. Itulah mengapa Ara keranjingan aplikasi ini.

Cara Kerja Google Assistant

Selama gawai Anda menggunakan Android 5.0 (Lollipop) atau yang lebih mutakhir, dengan RAM minimal 1 GB, dan tentu saja menginstal aplikasi Google Assistant, Anda bisa mengaktifkan fungsi asisten virtual ini. Setelah Asisten Google terinstal, kita bisa langsung mengaktifkannya dengan:
  1. Menekan tombol Home (tanda bundar) di layar utama ponsel/tablet
  2. Mengatakan "Oke, Google!" atau "Hei, Google!" di depan ponsel/tablet
Setelah terdengar bunyi "bip", sang asisten sudah siap menyimak kata-kata dari Ayah-Bunda. Walau ponsel tersebut tidak terkoneksi internet, Asisten Google tetap bisa digunakan. Misalnya, untuk mengatur alarm, membuka aplikasi, dan hal-hal lain yang hanya bersifat lokal.

Namun dengan internet, variasi penugasan Google Assistant dapat jauh lebih banyak.

Apa yang Berhasil di Google Assistant dan Apa yang Tidak

Karena sering melihat Yayah berbicara dengan ponsel, tetapi bukan untuk menelepon, Ara jadi tertarik ikut mencoba. Hampir setiap malam, ia meminjam ponsel Yayah dan bolak-balik berseru, "Oke, Google!"

Ketika Ara barusan jatuh dari sepeda dan hanya bisa tiduran di ranjang pun demikian. Asisten Google-lah yang bisa menghiburnya. Banyak hal yang Ara tanyakan dan hampir semua jawaban si asisten membuatnya tertawa.

Memang, Google Assistant bisa kita anggap sebagai teman mengobrol. Kita dapat bertanya apapun. Namun jangan kecewa, terkadang sang asisten menjawab, "Saya tidak mengerti." Itu bisa berarti dua hal: Ayah-Bunda harus mengubah pertanyaannya dalam kalimat yang lebih sederhana, atau memang si asisten tidak tahu jawabannya.

Kadang-kadang juga, sang asisten menjawab sambil bercanda, atau malah tidak nyambung dengan pertanyaan. Ini mungkin terdengar lucu dan menghibur, pada akhirnya. Meskipun sering juga menjengkelkan.

Bukan hanya menjawab pertanyaan, Google Assistant juga menerima perintah Ara. Misalnya menyalakan dan mematikan senter, membuka aplikasi kamera, memperlihatkan koleksi foto di Google Photos, memutarkan suara hewan atau alam.

Hanya, ketika Ara meminta diputarkan suara pantai atau lautan, Asisten Google menolak untuk mematikan suara itu dengan alasan, "Maaf, saya belum diprogram untuk itu." Jadi, Ara terpaksa meminta bantuan Bunda untuk mematikannya melalui aplikasi Google Podcast, karena ternyata diputar di situ. Waaah, ternyata Bunda lebih pintar dari Asisten Google, ya… :D

Yang mau melihat keseruan Ara bermain-main dengan Google Assistant, silakan tonton video ini…


Google Assistant adalah Asisten Digital Terbaik

Memang, tidak selalu jawaban atau tindakan Asisten Google tepat. Namanya juga teknologi yang masih dalam proses awal pengembangan. Namun, suka atau tidak, Google Assistant merupakan asisten virtual yang paling andal saat ini. Terutama dibandingkan dengan produk sejenis semacam Siri milik Apple dan Alexa milik Amazon.

Baru-baru ini, Loop Venture mengadakan studi perbandingan tiga asisten digital terbaik dunia: Alexa, Siri, dan Google Assistant. Skor diukur dari dua kualitas. Pertama, seberapa paham asisten virtual terhadap pertanyaan. Dan kedua, apakah jawabannya benar.

Ternyata, di antara 800 pertanyaan yang diajukan, Google Assistant menjawab dengan benar sebanyak 92,9% (dengan tingkat pemahaman 100%). Sementara jawaban benar Siri sebanyak 83,1% (dengan tingkat pemahaman 99,8%) dan Alexa 79,8% (dengan tingkat pemahaman 99,9%).

Basis Google sebagai gudang informasi rupanya berpengaruh signifikan dalam membangun sistem asisten yang cerdas. Dan Google masih terus mengembangkan asisten andalannya ini. Barangkali, tidak lama lagi, kita akan bisa menikmati teknologi seperti Jarvis di film Iron Man.

Ara sedang keranjingan mainan asisten virtual ini. Yayah dan Bunda membiarkannya, sekadar untuk mengenalkannya kepada kemajuan dunia teknologi. Kita tahu, pengembangan teknologi di dunia sedang bergeser ke arah suara.

Mengapa demikian? Ini sesuai dengan sifat alami manusia: bicara dan mendengar. Orang semakin malas mengetik dan membaca, bahkan menonton. Sebab, kita masih perlu fokus untuk menikmati tontonan. Kalau bicara atau mendengar? Tidak perlu. Dengan berinteraksi melalui suara, sepasang mata dan tangan kita dapat melakukan aktivitas lainnya. Ini akan terasa lebih praktis dan sangat alami.

Lihat saja di film Iron-Man atau Avenger, Tony Stark bebas melakukan apa saja sambil bertanya dan menyuruh Jarvis ini-itu, bukan? Kami di Keluarga Kecil Homerie memandang, ke sanalah arah pengembangan Google Assistant ke depannya.