Setya Syariah, Hotel Nyaman di Jantung Kota Madiun
Daftar Isi
Sepulang dari Museum Trinil, kami tidak langsung menjujuk Surabaya, melainkan mampir dulu ke Madiun. Kami mau jalan-jalan di kota gadis. Karena itu, kami sengaja mencari penginapan di daerah pusat kota. Singkatnya, Hotel Setya Syariah Madiun menjadi pilihan kami.
Yayah yang sedang tidak enak badan ingin segera sampai di hotel. Kami membayangkan kamar yang luas, tempat tidur yang empuk, akses internet yang lancar, sehingga kami betah staycation seandainya Yayah tidak kunjung sembuh. Baru pertama ini Yayah sakit ketika berlibur. Untung, anak-anak dan Bunda sehat walafiat.
Fasilitas Hotel Setya Syariah Madiun
Namun, Penginapan Setya Syariah ternyata berlokasi di jalan kampung yang lebarnya tidak sampai lima meter. Bangunannya bertingkat tiga, tetapi kecil, dikelilingi rumah-rumah penduduk dengan anak-anak yang bermain di pinggir jalan.
Tidak ada halaman parkir. Hanya ada garasi yang menjadi satu dengan lobi hotel. Lelah, penat, dan tidak enak badan, Yayah segera check-in. Pelayanan resepsionis Setya Syariah cepat. Seorang staf kemudian mengantar kami ke lantai tiga, tempat kamar kami berada.
Sambil menaiki tangga, Bunda memperhatikan jendela yang dipasang di perhentian tangga. Jendela kaca itu hampir setinggi badan dan tanpa teralis. Membuat Bunda takut kalau ada yang jatuh dari situ. Sampai-sampai Bunda berkali-kali memperingatkan Ara supaya hati-hati dan tidak banyak bertingkah.
Kamar yang kami pesan ternyata lumayan luas, sekitar 20 meter persegi. Kapasitasnya cukup untuk dua orang dewasa, plus dua anak kecil seumuran Ara dan Kira (di bawah 12 tahun). Desain interiornya sangat simpel.
Ada TV layar datar, AC, meja besar dan satu kursi, meja kecil dengan coffee-tea maker, dua botol air mineral, dua cangkir, beberapa saset teh, kopi, dan gula.
Namun, tidak ada lemari pakaian. Yang ada hanya gantungan. Sehingga, kami harus menggantung pakaian-pakaian dan sebagian kami biarkan tetap di dalam tas.
Kamar mandi Setya Syariah bisa dibilang bersih, dengan air panas yang mengalir deras, bahkan terkadang terlampau deras. Air panasnya pun sulit dikontrol, sehingga lama juga menunggunya mendingin dan cukup nyaman dengan kulit Ara maupun Kira. Pancuran, keran wastafel, dan keran untuk wudu lancar.
Sayang, semua poin positif ini menjadi berkurang nilainya lantaran pencahayaan kamar Hotel Setya Syariah yang remang-remang. Dalam ruang yang lumayan luas itu, neon putih hanya ada di dalam kamar mandi. Sementara di ruang utama, hanya ada dua bohlam kuning.
Mungkin maksudnya mengandalkan cahaya matahari dari jendelanya yang memang besar (dengan pemandangan kota dan Masjid Agung Madiun). Boleh juga idenya. Namun, jika malam atau mendung, kamar jadi temaram. Kurang kondusif untuk bekerja atau berkegiatan di dalam kamar.
Hal mengganggu lainnya adalah colokan listrik. Ada yang terlepas sewaktu kami datang, sampai terlihat platnya. Selain mengecewakan karena jelas tidak bisa dimanfaatkan, ini juga agak mengerikan. Kami harus mengawasi anak-anak, juga terus mengingatkan Ara dan Kira supaya tidak dekat-dekat colokan yang telanjang itu.
Sebenarnya, kami yakin urusan ini akan segera dibereskan begitu kami melapor ke lobi. Namun, Yayah yang sedang sakit benar-benar tidak ingin keluar kamar. Bahkan kami sampai melewatkan sesi pembersihan kamar oleh petugas (pukul 10.00-13.00), sehingga kamar tampak kotor, terutama karpetnya.
Nah, inilah poin minus berikutnya. Sebenarnya, karpet ini ide bagus karena bisa dipakai untuk salat tanpa perlu sajadah. Namun, pastikan Anda tidak melewatkan sesi pembersihan kamar, karena jorok juga bila karpet dipenuhi remah-remah makanan sisa anak-anak.
Kalau di rumah, kita bisa membersihkannya dengan sapu lidi. Di hotel? Kita tidak bisa berbuat apa-apa, selain menghubungi cleaning service. Dan ternyata, permintaan membersihkan kamar ditolak lantaran sudah lewat jam satu siang.
Namun, poin negatif yang kami maksud bukan itu. Bunda menemukan, di balik karpet itu ternyata semen. Jadi lantainya tidak dikeramik atau dimarmer, melainkan masih berupa plasteran semen. Sebenarnya tidak ada masalah signifikan di sini, tetapi tampak kurang elegan saja sebagai hotel.
Sarapan di Hotel Setya Syariah Madiun
Setiap pagi, selama menginap di sana, kami mendapat sarapan gratis. Hotel Setya Syariah menyediakan sarapan di kafetaria, pukul 7.00 sampai 9.00. Lokasinya? Di dekat musala. Ya, di ruang yang sama dengan garasi dan lobi!
Di sana, berjajar meja dan kursi. Tetapi rasanya tidak cukup banyak, sehingga kami harus menunggu tamu lain selesai makan. Dan kami pun tidak bisa berleha-leha menyantap makanan, karena kemudian ada tamu lain yang juga menunggu kursi itu.
Menu sarapan di Hotel Setya Syariah adalah nasi, pecel, nasi goreng, dan mi goreng. Minuman yang tersedia adalah teh, kopi, dan air putih. Sistemnya prasmanan. Makanannya lumayan enak. Namun, menunya itu-itu terus setiap hari.
Selama makan, kami perhatikan mobil keluar-masuk garasi. Asap knalpotnya membuat kami mual. Di samping masalah polusi udara, kami membayangkan pasti repot bila harus membawa kendaraan di sini. Setiap saat, mobil kita bisa terhalang oleh mobil lain, atau justru menghalangi mobil lain.
Itulah mengapa kami tidak menyarankan datang ke Hotel Setya Syariah dengan membawa mobil. Kalau motor masih tidak masalah.
Dan serius, sebaiknya pemilik hotel mulai mencari tempat makan lain, supaya tamu bisa menyantap hidangan pagi dengan aroma pecel yang sesungguhnya, bukan aroma karbon monoksida. Di hotel syariah ini, rokok dilarang, tetapi asap kendaraan diumbar. Padahal, emisi gas buang kendaraan berbahaya bagi tumbuh-kembang anak, bukan?
Sisi baiknya, tersedia koran Jawa Pos terbaru di kantin ini. Dan internet alias wi-fi gratis di sini lancar!
Sinyal internet ini tidak menjangkau kamar kami di lantai tiga. Kalau mau internetan santai di kamar Hotel Setya Syariah, pilih kamar di lantai dua, karena sinyal internet masih dapat menjangkau. Namun, tarif kamarnya lebih mahal. Jadi, selama dua malam tiga hari menginap di kamar lantai tiga, kami swadaya internet. Payah!
Lokasi Menarik Sekitar Hotel Setya Syariah Madiun
Salah satu keunggulan hotel ini adalah posisinya yang strategis, karena terletak di pusat kota. Berikut ini tempat-tempat yang dapat Anda jangkau dari Hotel Setya Syariah Madiun:
- Masjid Agung Baitul Hakim: 0,4 km
- Presiden Plaza: 0,5 km
- Alun-Alun Madiun: 0,5 km
- Oleh-oleh Khas Madiun Ridho Baru: 0,8 km
- Toko Roti Bluder Cokro: 1,2 km
- Stasiun Madiun: 2,1 km
- Kue Madiun Sidji: 3 km
- Dumilah Water Park: 3,8 km
Jadi, bila Anda berencana liburan keluarga di Madiun atau sekadar muter-muter di kotanya, kami merekomendasikan hotel ini.
Hotel Setya Syari’ah Madiun
- Alamat: Jalan Nori 27, Nambangan Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur 63129 (Google Maps)
- Telepon: +62 351 281 1 606