Ramadan ala Masjid Arofah Surabaya

Daftar Isi
Ramadan ala Masjid Arofah Surabaya

Kami baru tahu sekitar dua tahun lalu kalau di Surabaya, tepatnya sekitar 1,5 kilometer dari tempat tinggal kami, ada sebuah masjid yang berdampingan dengan Pondok Pesantren Sulaimaniyah. Namanya Masjid Arofah.

Letaknya agak jauh dari jalan raya, masuk sebuah kompleks. Arsitekturnya sederhana dan tidak begitu unik. Kami yang belakangan lumayan sering melewatinya pun merasa tidak ada salahnya menjajal masjid ini untuk ngabuburit.


Lokasi Masjid Arofah Surabaya

Berada di kompleks perumahan Jemursari Timur, ukuran Masjid Arofah tidak luas-luas amat. Namun, masih lebih besar dibandingkan Masjid Al Hidayah, masjid sekitar rumah yang merupakan favorit kami.

Bagaimanapun, kesan luas muncul karena adanya tempat parkir di halaman masjid dan atap bangunan yang dibuat lebih tinggi.

Posisi Masjid Arofah yang agak tersembunyi karena masuk kompleks membuatnya kurang dikenal. Mereka yang berkunjung ke masjid ini umumnya adalah warga setempat atau orang-orang yang bekerja di sekitar sini.

Asal tahu saja, Masjid Arofah terletak bersebelahan dengan Komando Rayon Militer (Koramil) 0832/07, juga satu lahan dengan Pondok Pesantren Tahfidz Sulaimaniyah.

Fasilitas Masjid Arofah Surabaya

Masjid ini memiliki fasilitas yang kurang lebih sama dengan masjid-masjid lainnya. Ada tempat parkir untuk sepeda motor di halaman masjidnya. Sedangkan untuk mobil, tempat parkirnya di luar, tetapi hanya cukup untuk tiga unit.

Tempat wudu laki-laki dan perempuan juga terpisah agak jauh. Tempat wudu khusus laki-laki berada di sebelah kiri depan bangunan, dekat tangga menuju lantai dua. Sedangkan tempat wudu untuk perempuan harus masuk sedikit, dan ini bisa diakses melalui pintu samping masjid.

Di dalam tempat wudu wanita, terdapat wastafel. Kerannya bisa digunakan, tetapi tidak ada sabun. Selain itu, di bagian bawah wastafel dan di balik pintu juga alat-alat kebersihan tidak disimpan dengan baik, sehingga tampak berantakan.

Sementara itu, toiletnya ada tiga dan semuanya bisa digunakan. Untuk wudunya sendiri, pengunjung dapat menggunakan tempat wudu di dekat pintu.

Tempat salat untuk perempuan sejatinya ada di dalam masjid, di bagian belakang. Tampatnya memanjang dan hanya cukup untuk 50 jemaah. Namun, tidak perlu khawatir jika tempat ini penuh. Karena di bagian luarnya, bersebelahan dengan tempat salat untuk jemaah laki-laki, juga ada saf perempuan. Lebih luas, malah.

Dan sebagaimana halnya di masjid-masjid lain, Masjid Arofah juga menyediakan perlengkapan salat seperti mukena. Baju muslim untuk laki-laki juga ada beberapa potong. Lemarinya ada di dekat tempat wudu wanita.

Para jemaah juga bisa salat juga ada di lantai dua. Namun, saat bunda dan Kira mau melihat-lihat keadaan di sana, ruangannya ditutup. Pintunya dikunci. Selidik punya selidik, sepertinya ada acara santri di sana. Bunda dan Kira pun urung menjelajah lantai dua.

Buka Puasa dan Tarawih di Masjid Arofah

Buka Puasa dan Tarawih di Masjid Arofah

Untuk merasakan suasana Ramadan di masjid ini, Keluarga Kecil Homerie sengaja berbuka puasa sekaligus bertarawih di masjid ini. Ramai juga, ternyata. Saat kami datang, para pengurus masjid sedang menyiapkan takjil berupa teh manis.

Di tempat salat perempuan, ada tambahan menu takjil: bakpao dan risoles. Namun, jumlahnya sangat terbatas, baik teh maupun makanannya. Di masjid ini juga tersedia air putih kemasan yang berada di lemari pendingin dekat lemari perlengkapan salat.

Saat Bunda, Ara, dan Kira tengah menikmati takjil, seorang ibu mendekat dan memberi kami dua nasi kotak. Kelihatannya, beliau bukan dari masjid. Namun, donatur sporadis.

Bagaimana kondisi di jemaah laki-laki? Sistemnya ternyata seperti di Masjid Al-Akbar Surabaya. Nasi kotak sudah disediakan, tetapi baru boleh diambil (dengan setengah rebutan) setelah salat Magrib.

Selepas salat magrib, kami memakan nasi kotaknya. Sayangnya di sini kami tidak bisa makan dengan tenang. Beberapa ekor kucing menyerbu para jemaah yang sedang berbuka.

Selesai makan, kami salat Isya dan Tarawih.

Salat tarawih di sini jumlahnya 20 rakaat. Surah yang dipilih imam panjang-panjang, tetapi bacanya juga dengan tartil yang cepat. Bukan hanya itu, gerakan serta bacaan salat juga cepat. Dibutuhkan stamina lebih dan konsentrasi ekstra untuk dapat mengikuti imam sambil tetap tumakninah.

Sama seperti di Masjid Cheng Ho, saat rakaat mencapai delapan, imam akan diganti dengan imam kedua yang memimpin salat Witir.

Ini untuk memberi kesempatan kepada jemaah yang ingin salat Tarawih delapan rakaat saja. Mereka yang lanjut 20 rakaat, melipir dulu. Setelah Witir itu selesai, mereka baru merapat kembali ke saf, bersama imam yang pertama tadi.

Begitulah suasana Ramadan di Masjid Arofah. Walaupun berada di dalam kompleks, bersebelahan dengan Koramil dan satu lingkungan dengan pondok pesantren, Masjid Arofah ini tergolong masjid umum. Jadi, siapapun bisa berkunjung dan beribadah di masjid ini.

Masjid Arafah Surabaya

  • Alamat: Jemursari Timur JK 1, Kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur 60237 (Google Maps)
  • Dibangun: 1985
  • Diresmikan: 1999
  • Luas tanah: 750 m²
  • Daya tampung: ± 200 jemaah