KA Penataran: Kereta Rute Surabaya-Blitar Yang Berhenti di Setiap Stasiun

Daftar Isi
KA Penataran: Kereta Rute Surabaya-Blitar Yang Berhenti di Setiap Stasiun

Seandainya tidak pergi ke Blitar beberapa waktu yang lalu, kami mungkin tidak akan tahu bahwa KA Dhoho dan Penataran itu berbeda. Kami sudah mendengar nama kereta ini sejak beberapa tahun yang lalu dan kami pikir sama, karena rutenya sama.

Kereta Api Penataran juga sejenis dengan KA Arjonegoro, yakni komuter. Namun, wujudnya berbeda. KA Penataran lebih mirip kereta ekonomi jarak jauh. Baik dari luarnya maupun dalamnya (joknya).

Sejarah Kereta Api Penataran

KA Penataran merupakan kereta api lokal ekonomi yang melayani jalur Surabaya-Malang-Blitar dan telah menjadi tulang punggung transportasi rakyat Jawa Timur sejak 1985. Nama "Penataran" diambil dari nama candi di Blitar, simbol warisan budaya yang sarat nilai sejarah.

Kereta api ini memang mirip KA Dhoho. Bedanya, KA Penataran berjalan searah jarum jam. Dari Surabaya lalu ke Malang, Blitar, Kertosono, dan kembali lagi ke Surabaya. Sedangkan KA Dhoho memiliki rute berlawanan.

Dulunya, KA Dhoho dan Penataran beroperasi terpisah. Para penumpang dari (arah Surabaya) harus turun dan ganti kereta di Blitar untuk melanjutkan perjalanan ke Malang. Sejak 15 Juli 2023, kedua kereta tersebut beroperasi secara penuh (loop line), sehingga para penumpang tidak perlu transit dan berganti kereta untuk meneruskan perjalanan.

Rute dan Tarif KA Penataran

KA Penataran bertolak dari Stasiun Surabaya Kota, Surabaya Gubeng, Wonokromo, Waru, Gedangan, Sidoarjo, Tanggulangin, Porong, Bangil, Lawang, Singosari, Blimbing, Malang Kota Baru, Malang Kota Lama, Kepanjen, Ngebruk, Sumberpucung, Pohgajih, Kesamben, Wlingi, Talun, Garum, Blitar, Tulungagung, Sumbergempol, Ngunut, Rejotangan, Sukosewu, Papar, Kertosono, Jombang, Mojokerto, Sepanjang, Krian, Taman, Wonokromo, Surabaya Gubeng, lalu Surabaya Kota.

Untuk rute loop line ini, waktu tempuhnya 9-10 jam. Wow! Hampir sama dengan menempuh Surabaya-Bandung dengan KA Harina. Namun, karena kami naik dari Blitar dan turun di Stasiun Wonokromo, waktu tempuhnya hanya sekitar lima jam.

Dengan jarak sejauh itu dan waktu tempuh yang lama, penumpang cukup membayar Rp15.000. Murah meriah, ya! Maklum, ini adalah salah satu kereta Public Service Obligation (PSO), alias kereta subsidi.

Boleh, nih, buat Ayah-Bunda yang ingin jalan-jalan dengan anggaran terbatas!

Naik Kereta Api Penataran Harus Sabar

Gerbong KA Penataran menggunakan kereta api ekonomi jarak jauh. Semua menghadap depan atau belakang, dan tidak didesain untuk penumpang berdiri. Ini yang membedakan dengan Kereta Api Arjonegoro, walaupun harganya beda tipis.

Perjalanan menggunakan KA Penatara terasa lama karena berhenti di banyak stasiun kecil. Selain itu, di Stasiun Kertosono, lokomotif kereta juga harus pindah seperti halnya KA Harina.

Namun demikian, karena rutenya pas, kereta ini banyak dibutuhkan. Ada karyawan, mahasiswa, atau wisatawan peransel seperti kami. Memesan tiketnya harus sejak tujuh hari sebelumnya. Makin dekat hari keberangkatan, kemungkinan tidak kebagian tiketnya makin tinggi.