Rantai Makanan: Proses Alami di Sekitar Kita

Daftar Isi
Rantai Makanan: Proses Alami di Sekitar Kita

Salah satu cara makhluk hidup bertahan dan mempertahankan energi adalah dengan makan. Dalam ekosistem, tanpa kita sadari, terjadi peristiwa makan dan dimakan antar sesama makhluk hidup, dari tingkat produsen, konsumen, dan pengurai. Ini yang disebut dengan rantai makanan.

Yuk, kita pelajari, Ayah-Bunda….



Tingkatan Rantai Makanan

Rantai makanan terdiri dari tiga tingkat, yaitu produsen, konsumen, dan pengurai.

1. Produsen

Inilah makhluk hidup yang dapat membuat atau manghasilkan makanan sendiri. Contohnya, tumbuhan hijau yang dapat melakukan fotosintesis untuk memproduksi makanan.

Meski menyerap air melalui akar dan sinar matahari serta karbondioksida melalui daun, tumbuhan tidaklah memakan. Sebaliknya, ia menjadi sumber makanan bagi makhluk hidup lain, seperti sapi atau kambing.

2. Konsumen

Makhluk hidup yang masuk kategori konsumen selalu bergantung pada makhluk lain untuk bertahan hidup. Sebab, ia tidak mampu memproduksi makanannya sendiri. Yang termasuk golongan ini adalah hewan dan manusia.

Konsumen sendiri terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

    1. Konsumen primer, merupakan pemakan tumbuhan atau produsen. Biasanya merupakan hewan herbivora, seperti kelinci, bekicot (siput darat), kambing, dan sebagainya.
    2. Konsumen sekunder, merupakan makhluk hidup yang mengonsumsi konsumen primer atau hewan karnivora. Contohnya: tikus, ayam, katak, dan lain-lain.
    3. Konsumen tersier, merupakan pemakan konsumen kedua, ketiga, dan seterusnya.
    4. Konsumen puncak. Konsumen ini biasanya tidak bisa dimakan hewan lainnya, seperti buaya dan singa.

3. Pengurai

Rantai makanan tidak berakhir di tingkat konsumen, tetapi pengurai. Makhluk pengurai ini perannya membusukkan tumbuhan dan hewan yang sudah mati.

Hasilnya bisa menjadi pupuk atau tanah. Contohnya, belatung atau magot yang menguraikan sampah organik menjadi kompos.

Rantai Makanan di Kebun Homerie

Proses memakan dan dimakan dalam rantai makanan ini terjadi secara terus-menerus, dan mungkin tanpa kita sadari.

Tidak usah jauh-jauh, perhatikan di rumah kita saja. Nyamuk (konsumen primer) mengisap darah kita, cecak (konsumen sekunder) memakan nyamuk, tikus (konsumen tersier) memakan cecak, lalu kucing (konsumen puncak) memakan tikus. Setelah kucing mati, bangkainya akan dimakan cacing (pengurai).


Di Kebun Homerie juga terdapat rantai makanan itu. Para pelakunya adalah:

  1. Produsen: Tanaman kemangi
  2. Konsumen Primer: Lebah
  3. Konsumen Sekunder: Bunglon
  4. Konsumen Puncak: Ular 
  5. Pengurai: magot dan cacing

Sebagai produsen, kemangi menghasilkan bunga yang aromanya bisa menarik perhatian serangga, dalam hal ini lebah. Lebah berperan sebagai konsumen primer dan termasuk hewan herbivora, karena mengisap nektar bunga kemangi.

Kehadiran lebah kemudian menarik bunglon selaku konsumen sekunder dan hewan karnivora. Dengan adanya bunglon, ular sebagai konsumen tersier dan karnivora tertarik masuk ke Kebun Homerie. Di sini, ular menjadi konsumen puncak karena, setahu kami, tidak dimakan hewan lain.


Lantas setelah ular mati, siapa pengurainya? Semut? Bukan.

Lebih tepatnya pengurai dalam rantai makanan itu adalah magot atau cacing tanah. Sebab, merekalah yang mampu mengurai bahan organik (bangkai ular), menggunakan proses kimia dan biologi, menghasilkan nutrisi penting dari proses penguraian itu, agar materinya dapat diserap kembali oleh produsen lain.

Mungkin produsen lain itu adalah bayam brazil.

Mudah dipahami, bukan?

Contoh rantai makanan lain yang ada di kebun Homerie adalah singkong yang dimakan Kira.

Rantai makanan ini mungkin rantai makanan tidak sempurna karena hanya ada produsen (singkong) dan konsumen puncak (Kira). Sebab, sebagai manusia, Kira tergolong makhluk omnivora, sehingga tidak melulu makan daging hewan, tetapi juga tumbuhan.

Fungsi Rantai Makanan

Melalui rantai makanan, kita jadi tahu kalau semua makhluk di bumi ini saling membutuhkan untuk bertahan hidup dan menjaga kelestarian alam.

Jika ada satu jenis saja hewan yang punah, keseimbangan rantai makanan akan terganggu dan akan berdampak pada kelangsungan hidup manusia.

Dengan adanya rantai makanan ini, kita bisa mengenal lebih dekat lingkungan, sehingga dapat menjaga kelestariannya.

Ayah-Bunda mungkin bisa mulai mengajarkan anak-anak agar menyayangi lingkungan dengan memberi contoh rantai makanan ini. Supaya jika mereka memelihara binatang pun, mereka tahu apa saja yang bisa mereka berikan sebagai makanan binatang peliharannya, agar mereka tidak salah memberi makan.